Gempa bumi dengan kekuatan 6,4 skala richter terjadi di wilayah perairan laut Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada Minggu (29/07) sekitar pukul 6.47 WITA. Goncangan gempa dirasakan kuat di wilayah Lombok, Sumba hingga Bali.
Kepala Bagian Humas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hary Tjatmiko menerangkan pihaknya mencatat titik gempa berada di 8.26 lintang selatan dan 116.55 bujur timur.
Sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, gempa menyebabkan 10 orang meninggal dunia, termasuk seorang warga negara Malaysia.
“Hingga Minggu pukul 9.45 WIB tercatat dampak gempa menyebabkan 10 orang meninggal dunia, 40 orang luka dan puluhan rumah rusak," terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui keterangan tertulis.
Sutopo menerangkan, terdapat delapan orang meninggal dunia di Kabupaten Lombok Timur dan dua di Kabupaten Lombok Utara. Di antara delapan orang adalah seorang Warga Negara Malaysia bernama Isma Wida (30), serta dua warga Indonesia beridentitas Ina Marah (60) dan Ina Rumenah (58).
Identitas lima korban jiwa lainnya masih didata petugas, sementara korban luka di lokasi yang sama tercatat mencapai 20 orang. Dari 20 orang, 10 di antaranya menderita luka berat dan sisanya luka ringan.
Di Kabupaten Lombok Utara, selain korban jiwa, tercatat ada 13 korban luka yang dirawat di Puskesmas Senaru dan tujuh orang di Puskesmas Bayan.
Guncangan yang terjadi pada 05.47 WIB juga menimbulkan kerusakan fisik. Sejumlah rumah warga rusak berat dan hingga kini masih dilakukan pendataan. Gempa susulan juga masih terus berlangsung.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, meminta masyarakat untuk waspada terhadap ancaman gempa susulan tersebut meskipun dengan intensitas dan magnitude yang kecil.
“Hingga saat ini (pukul 11.00 WIB) telah terjadi 85 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5,7 SR. Karenanya kami meminta masyarakat untuk tetap waspada namun tetap tenang dan jangan panik," ujar Dwikorita.
Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tidak mempercayai berita hoax yang menyebar pasca gempa. Hingga saat ini, terang dia, BMKG terus memantau perkembangan gempa dari Pusat Gempa Nasional (PGN) Jakarta.
“Guna mengantisipasi munculnya informasi simpang siur dan hoax, BMKG melalui akun Twitter @InfoBMKG akan terus menginformasikan perkembangan gempa," tuturnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved