Praktik pemerasan di tengah laut kita, sedikit banyak diungkap para nelayan Malaysia. Mereka mengungkap praktik busuk itu saat berdemo di depan KBRI Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (35/08). Para nelayan 'Negeri Jiran' itu mengaku kerap ditangkap, tetapi dijadikan objek pemerasan oleh oknum aparat penegak hukum Indonesia.
"Jika tidak membayar 100.000 Ringgit (Rp275 juta), kapal ikan kami dirampas, nelayan kami ditahan dan disiksa aparat keamanan laut Indonesia. Padahal, kami menangkap ikan di kawasan Sekinchan, Selangor," kata Wakil Presiden Masyarakat China Kuala Lumpur dan Selangor, Ser Choon Ing, di depan KBRI Kuala Lumpur, Rabu.
Sekitar 20 nelayan Malaysia berunjuk rasa di depan KBRI untuk memperjuangkan nasib lebih baik. Pihak KBRI menerima delegasi dari nelayan Malaysia itu di lobi gedung KBRI. Para nelayan berunjuk rasa sambil menyampaikan surat protes.
KBRI Kuala Lumpur sudah dua kali didemo. Sebelumnya, Pemuda UMNO Putrajaya Ahmad Zaki melakukan demo atau protes terkait dengan aksi protes organisasi Bendera yang dinilai tidak beretika. LSM Indonesia Bendera, berdemo di depan Kedubes Malaysia, di Kuningan, Jakarta, yang disertai penyegelan gedung.
Dengan informasi itu, Choon berharap pemerintah Indonesia mengambil tindakan tegas terhadap para aparat kepolisian dan tentara yang sering melakukan pemerasan di tengah laut.
"Pada 2009, ada 11 kapal nelayan Malaysia ditahan di kawasan Sekinchan Selangor. Jika mau bebas harus membayar tebusan 100.000 ringgit," kata Herbot Jefri, seorang nelayan Malaysia asal Sabah.
Para aparat Indonesia sering memaksa para nelayan Malaysia yang tertangkap untuk menandatangani satu dokumen. Isinya, urai Herbot, mengakui mereka telah melanggar batas wilayah Indonesia untuk memeras para nelayan.
"Nelayan Malaysia jadi menghadapi masalah untuk mencari rezeki karena sering diganggu tentara Indonesia. Kami mengalami kerugian keuangan dan menjadi trauma menjalankan profesi nelayan," urai Ser Choon Ing.
Karena itu, para nelayan Malaysia itu mendesak pemerintah Indonesia dan Malaysia menyelesaikan isu-isu perbatasan yang belum jelas. Dengan begitu, nelayan bisa mencari nafkah dengan tenang, di laut atau perairan yang jelas batas-batas negaranya dan negara lain.
© Copyright 2024, All Rights Reserved