Susno, Jangan Ada Dusta di Antara Kita. Demikian judul buku Sjahril Djohan, tersangka atas dugaan makelar kasus yang kini mendekam di penjara. Sebagian besar isi buku yang tebalnya 93 halaman itu adalah caci maki kepada Komjen Susno Duadji. Dari mulai menyebut Susno berperut buncit hingga dianggap mulai terganggu jiwanya.
Penerbitan buku yang rencananya akan diluncurkan pada akhir Mei itu ditanggapi dingin oleh Kubu Susno. Pengacara Susno, Ari Yusuf Amir mengaku tidak ambil peduli dengan buku tersebut. "Sjahril Djohan terserah berbicara apa saja. Dia memang sakti mandraguna, bayangkan hanya dengan keterangannya saja, Susno bisa jadi tersangka. Apa itu tidak membuktikan kalau Sjahril masih kuat di kepolisian," kata Ari, Rabu (19/05).
Ari menganggap penerbitan buku itu jelas-jelas merupakan upaya sistematis oleh para mafia kasus untuk mengendorkan pengungkapan upaya mafia kasus. "Yang harus menjawab itu masyarakat. Publik yang menilai. Apa sih tujuan motivasi buku itu kalau bukan untuk membungkam pemberantasan mafia. Pak Susno ini korban dari mafia. Dia berusaha mengungkap ini, dan dikorbankan," ucapnya.
Penuh Caci Maki
Dalam buku tersebut, Sjahril tidak secara langsung menyebut nama Susno Duadji. Dia menyebut Susno dengan panggilan S2G. Preambule buku ini, terkesan sangat sinis. “Aku paling membenci dusta! Tapi di lingkungan Mabes Polri, aku adalah manusia yang paling akrab dengan S2G," kata Sjahril diawal tulisannya.
Sjahril menyebut S2G sebagai orang yang terganggu jiwanya. Dia meminta masyarakat untuk bisa membedakan antara pahlawan dan orang yang kecewa. "Manuver-manuver serta pernyataan S2G belakangan ini menyeret masyarakat ke arah yang sesat sehingga mereka tidak mampu lagi membedakan antara pahlawan yang berani karena benar, dengan seorang yang nekat dan ngomong seenaknya karena kecewa, karena marah atau karena terganggu jiwanya," katanya.
Sjahril juga menganggap Susno sebagai orang yang tidak tahu balas budi. Dia mengaku banyak berbuat baik untuk Susno. Seperti ketika merengek kepadanya untuk membantu mendapatkan rumah dinas di kompleks PTIK dan menjadi Kapolda Jawa Barat. "Sayang, adikku yang nakal ini akhirnya tidak membalas budi," kata Sjahril, Rabu (18/05).
Tak hanya itu, Susno juga dianggap sebagai sosok munafik dan pendusta. "Yang menjijikkan khalayak ramai dan insan Bhayangkara, saat S2G memberi salam dengan cara menyembah ke Tim 8 dan tubuh dibungkukan. Caranya yang munafik mengambil hati para anggota dan Ketua Tim 8," tulis buku yang terbagi dalam 24 judul itu.
Semua hal mulai dari kepribadian, karir sampai sepak terjang Susno versi Sjahril dalam buku ini. "Sejak muda saya dididik pada bidang intelijen dan selalu memegang motto knowledge is power. Karenanya hati saya tergelitik untuk menghentikan serangkaian dusta yang disebarkan S2G...," tulis Sjahril.
© Copyright 2024, All Rights Reserved