Sekjen Partai Demokrat, Hinca Panjaitan, mengatakan perhatian partai pasca pilkada saat ini diarahkan ke Lampung dan Papua. Ini karena calon-calon gubernur mereka di dua provinsi ini merasa dicurangi.
“DPP Demokrat menerima langsung dari paslon gubernur-wakil gubernur di sana mengalami hal-hal yang tidak sepatutnya," kata Hinca melalui siaran persnya, Jumat (06/07).
Dikatakan Hinca, berdasarkan laporan yang diterima DPP Demokrat, di Lampung diduga telah terjadi perbuatan politik uang yang dilakukan salah satu pasangan calon yang massif. Politik uang tersebut dilakukan dalam berbagai bentuk pemberian kepada masyarakat.
Di antaranya, pemberian uang tunai yang dimasukkan ke dalam amplop dengan besaran berbeda mulai Rp 50 ribu dan Rp 200 ribu. Di mana, amplop tersebut dibagikan kepada masyarakat seluruh desa di provinsi Lampung menjelang hari H pemilihan.
"Saat ini laporan ke Bawaslu provinsi atas politik uang tersebut telah diterima sebagai politik uang yang terstruktur, sistematis dan masif, serta akan disidangkan oleh Bawaslu dengan ancaman diskualifikasi pada pelaku dan penyelenggaraan Pemungutan Suara Ulang," tutur Hinca.
Sementara di Papua, Hinca mengatakan, DPP Demokrat telah menerima laporan dan bukti-bukti telah terjadi upaya kecurangan yang sangat kasar dan tidak patut pada saat perhitungan rekapitulasi suara di tingkat kabupaten. Ada upaya yang diduga dilakukan oleh paslon lain, dengan cara merubah hasil perhitungan di tingkat kecamatan/distrik.
“Secara khusus kemarin Kamis tanggal 5 Juli 2018 saat Pleno rekapitulasi di Kabupaten Jaya Wijaya, suara yang telah dihitung di kecamatan/distrik dan berita acaranya telah ditandatangani bersama, namun saat dibuka di kabupaten, berita acara perhitungan di kecamatan/distrik telah diubah hasilnya dan paslon nomor urut satu Lukas Enembe suaranya di buat Nol dan dipindah ke pasangan lain," kata Hinca.
Ditambahkan Hinca, perbuatan ini jelas adalah pelanggaran pemilu yang sangat serius. Karena diduga juga telah memalsukan tanda tangan saksi terutama tanda tangan tim sukses nomor urut satu Lukas Enembe.
Ia menyebut, berdasarkan hasil rekapitulasi DPP PD Papua juga informasi yang diperoleh dari pihak kepolisian maupun Kodam setempat, Lukas Enembe memenangi Pilkada Papua 64 persen suara mengalahkan paslon nomor urut dua dengan perolehan 36 persen.
"Kami minta kepada seluruh komisioner KPU, aparat yang bekerja di lapangan dan kepada semua pihak yang terlibat dalam rekapitulasi suara, agar tidak mencoba dan berusaha merusak demokrasi dengan berupaya melakukan tindakan tercela dalam Pemilu," ujar Hinca.
Selain itu juga DPP Demokrat meminta kepada KPU Pusat, Bawaslu Pusat, Kapolri, Panglima TNI, Kepala BIN, dan khususnya kepada Presiden Jokowi agar memberikan perhatian serius terhadap proses perhitungan suara di Propinsi Papua.
© Copyright 2024, All Rights Reserved