Pemilihan Umum (Pemilu) masih jauh. Namun, menghadapi pemilihan presiden secara langsung 2004 mendatang, Partai Golkar tengah pasang kuda-kuda. Partai Beringin ini membuka peluang bagi calon presiden (capres) di luar ketua umum partai. Sejumlah nama capres dari Golkar bahkan telah beredar di kalangan masyarakat. Akbar tak ikut dijagokan?
Ketua Umum Partai Golkar Akbar Tandjung sendiri sudah mengakui, partainya saat ini sedang mempersiapkan konvensi pencalonan presiden seperti di Amerika Serikat (AS). Partai Golkar akan membuka peluang bagi kader-kadernya di luar ketua umum atau siapa saja yang layak dicalonkan sebagai presiden.
Di dalam Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar penggodokan terus berlangsung. Golkar sedang menyusun sejumlah ketentuan dan kriteria tentang penetapan capres dari partai. Dua orang pengurus, yakni Mahadi Sinambela dan Slamet Effendy Yusuf dipercaya mengurusi hal tersebut.
Bahkan, konvensi mengenai penetapan capres Partai Golkar telah dibicarakan dalam rapat harian pengurus DPP. Wakil Sekjen Partai Golkar Rully Chaerul Azwar menyebutkan, partainya akan memberi peluang bagi kader di luar ketua umum sebagai capres.
Langkah Partai Golkar menetapkan calon presiden tidak harus dari ketua umumnya itu, kata Rully, didasari pemikiran dan kesadaran, pemilihan presiden 2004 mendatang adalah pemilihan presiden secara langsung pertama kalinya. Karena itu, Golkar sadar presiden yang terpilih bukan presiden partai tapi presiden bangsaini yang dipilih oleh rakyat.
Atas dasar itu, lanjut Rully, Golkar ingin agar para capres betul-betul direkrut dan diketahui secara terbuka oleh rakyat."Beberapa nama yang sudah muncul selama ini, seperti Jusuf Kalla, Sri Sultan Hamengkubuwono X, Wiranto, Agum Gumelar bahkan Surya Paloh pun mungkin akan jadi kandidat presiden dari Partai Golkar 2004 kalau Akbar tidak bersedia," ujar Rully.
Ketika hal itu ditanyakan kembali, Akbar mengakui nama-nama tersebut. "Ya bisa saja Sri Sultan Hamengku Buwono X dan Jusuf Kalla atau dari kalangan militer seperti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Wiranto dan Agum Gumelar," kata Akbar tanpa menyebut dirinya apakah termasuk yang akan dicalonkan Golkar.
Sebelumnya Akbar pernah menegaskan, masalah yang dipikirkannya sekarang adalah bagaimana partainya bisa menang dalam Pemilu 2004 mendatang. Dia mengaku belum berpikir untuk mencalonkan diri sebagai calon presideni.
Akbar memang tengah berkutat dengan perkaranya, yakni penyalahgunaan dana nonbujeter Bulog sebesar Rp 40 miliar. Saat ini Akbar tengah menunggu keputusan kasasi Mahkamah Agung setelah di PN dan PT DKI Jakarta dinyatakan bersalah dan dihukum tiga tahun penjara.
© Copyright 2024, All Rights Reserved