Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, secara volume impor non-migas Januari-April 2015 mencapai 34,3 juta ton, atau naik 10,4 persen dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 31,8 juta ton.
Namun, ditinjau dari segi nilai, impor sepanjang Januari-April 2015 turun 8,6 persen menjadi US$40,92 miliar, dibanding periode sama tahun lalu yang senilai US$44,8 miliar.
“Daya beli sebetulnya meningkat, karena harga produk dari luar relatif lebih murah. Sebetulnya mengalami peningkatan daya beli,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo, di Jakarta, Jumat (15/05).
Menurut Sasmito, dilihat dari peningkatan volume impor, bisa dikatakan tidak ada perlambatan ekonomi dari segi konsumsi. Sebab, barang-barang yang dikonsumsi tidak menunjukkan penurunan.
Peningkatan volume tidak hanya terjadi pada impor non-migas. Volume impor migas sepanjang Januari-April 2015 mencapai 15,8 juta ton, atau naik 1,4 persen dibandingk periode sama tahun lalu yang sebanyak 15,6 juta ton.
Namun, dari segi nilai, impor migas Januari-April 2015 mengalami penurunan drastis menjadi US$8,4 miliar atau turun 42,6 persen dibanding periode sama tahun lalu yang senilai US$14,7 miliar.
Sasmito mengatakan, harga migas yang turun tajam menjadi penyebab baik penurunan nilai impor, maupun ekspor RI tahun ini.
Adapun total nilai impor Indonesia, baik non-migas maupun migas sepanjang Januari-April 2015 mencapai US$49,36 miliar. Terdiri dari impor non-migas sebesar US$40,92 miliar dan impor migas sebesar US$8,4 miliar.
“Pada bulan April 2015 saja impor Indonsia terbesar disumbang dari mesin dan perlatan mekanik yang mencapai US$7,72 miliar serta mesin dan peralatan listrik yang sebesar US$5,37 miliar,” sebut Sasmito.
Tiongkok menjadi negara terbesar pemasok barang-barang impor ke RI. “Ketergantungan kita terhadap barang dari Tiongkok luar biasa besar,” ujar Sasmito.
Sepanjang Januari-April 2015, impor dari Tiongkok mencapai US$9,85 miliar dan dari Jepang sebesar US$5,05 miliar. Sedangkan dari Thailand mencapai US$2,74 miliar. Kemudian impor dari negara-negara ASEAN mencapai US$8,56 miliar, dan dari UE sebesar US$3,72 miliar.
Sasmito mengatakan, impor Januari-April 2015 yang sebesar US$49,36 miliar, terdiri dari, bahan baku penolong sebesar 75,78 persen, impor barang konsumsi sebesar 6,99 persen, dan impor barang modal sebesar 17,23 persen.
© Copyright 2024, All Rights Reserved