Sebuah bom meledak di Wisma Bhayangkari yang berlokasi di Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Mabes Polri), Jakarta, Senin pagi (03/02/03). Mungkinkah pelaku maupun motif peledakan ini terkait dengan kasus-kasus peledakan yang sedang diusut Mabes Polri seperti bom Bali?
Bom rakitan itu disembunyikan dalam sebuah tas hitam dan ditaruh di sebuah pot bunga di halaman yang berada di depan pintu masuk gedung berlantai dua itu. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Seorang penyidik Mabes Polri yang berpesan tidak dimuat namanya menyebutkan, bom itu sendiri sudah diketahui oleh petugas keamanan di gedung itu sekitar 45 menit sebelum meledak pada pukul 07.25 WIB. Bom tersebut sudah dilaporkan kepada Satuan Gegana Mabes Polri sekitar pukul 06.40 untuk segera dijinakkan.
Namun belum sempat dijinakkan, bom tersebut sudah meledak sehingga menghancurkan plafon dan kaca jendela gedung yang terletak di Jalan Sanjaya, Kebayoran Baru. Lokasi ledakan bersebelahan dengan rumah dinas duta besar Yunani. Perwira Polri itu menyebutkan, bom meledak dengan menggunakan pengatur waktu.
Kerasnya ledakan itu membuat kaca belakang sebuah Toyota Kijang B 7634 JD yang parkir di depan gedung itu pecah. Sedan Toyota Corolla B 2882 JN berada di sebelah kanan Kijang itu mengalami kerusakan kecil terkena serpihan bom.
Ledakan keras itu juga memecahkan kaca-kaca jendela gedung Dinas Personalia Mabes Polri yang berada sekitar 25 meter dari lokasi kejadian, hancur berantakan. Sebuah tenda biru yang baru digunakan untuk pesta pernikahan Minggu malam juga rubuh akibat ledakan.
Menurut perwira polisi itu, bukti-bukti lempengan bahan bom tersebut sudah ditemukan dan mirip dengan bom yang pernah meledak di berbagai tempat di Jakarta.
"Seandainya bom tidak diketahui lebih dahulu, kemungkinan besar akan membawa korban manusia,' tuturnya.
Menurut dia, jika bom tersebut meledak sekitar pukul 9 WIB akan jatuh korban anggota Bhayangkari yang setiap Senin mendapat tugas piket. ' Bersyukur tidak ada korban yang jatuh,' ujarnya.
Keterangan lain yang diperoleh dari Mabes Polri menyebutkan, tiga orang saksi mata atas peristiwa itu sedang diperiksa.
Para saksi juga akan diperiksa oleh Tim Anti Teror dan Bom Mabes Polri untuk mengetahui ciri-ciri pelaku yang diduga lebih dari satu orang. 'Kami sedang memeriksa para saksi. Belum ada yang bisa diambil dari keterangan itu,' kata sumber lain.
Pengamatan di lokasi, sekurangnya satu kompi pasukan Sabhara Polda Metro Jaya berjaga di lokasi. Tampak juga sejumlah personel Pusat Laboratorium dan Forensik (Puslabfor) Mabes Polri dan Tim Gegana di lokasi ledakan.
Seorang teknisi gedung, Iman Turmidin yang sedang menyapu di bagian dalam gedung terkena pecahan kaca. Dua petugas kebersihan, Entik (54) dan Norman (45) dibawa ke markas Polres Jakarta Selatan.
Salah seorang teknisi tata suara yang juga bagian mekanik di Yayasan Kemala Bhayangkari, Suraji (58), mengatakan, dia meninggalkan gedung pukul 23.00 WIB. 'Semalam gedung dipakai acara resepsi pernikahan keluarga Ully Sigar,' katanya.
Dia sudah tiba lagi sekitar pukul 07.00 WIB, sebelum ledakan. 'Pak Entik bilang ke saya bahwa dia lihat barang mencurigakan diletakkan di atas pot yang tersandar di sebuah pilar ujung kiri gedung,' tuturnya.
Suraji menanyakan apakah benda mencurigakan itu sudah dilaporkan, Entik mengatakan dia sudah memberitahu kepada anggota Provost. Salah seorang pegawai negeri sipil (PNS) Mabes Polri, Endang Sudrajad menjelaskan, ledakan terdengar sewaktu apel pagi pada pukul 07.00 WIB. Ledakan itu sendiri, tuturnya, tidak terlalu mengejutkan peserta apel karena saat ledakan sedang berkumandang lagu mars. 'Tapi getarannya terasa sampai lapangan. Saya yakin bukan ban truk yang meledak tapi pasti bom karena getarannya itu,' ucapnya.
Sementara Wakil Kepala Badan Humas Mabes Polri Brigjen Polisi Edward Aritonang kepada wartawan, pagi tadi, mengatakan, bom dengan daya ledak kecil itu belum diketahu persis jenisnya.
Sebagaimana diukitip Suara Pembaruan, dia juga belum bisa memastikan pelaku maupun motif peledakan itu, termasuk kemungkinannya ada tidaknya korelasi dengan kasus-kasus peledakan yang sedang diusut Mabes Polri.
Sebelum peristiwa itu, petugas jaga di Mabes Polri menerima pesan dari seseorang melalui telepon yang memberitahukan ada bom di gedung itu yang siap meledak.
'Kami nilai bisa saja peledakan ini dilakukan oleh orang-orang yang ingin mengacaukan suasana terutama kepada aparat kepolisian,' kata Edward.
Beberapa saksi di lokasi kejadian mengungkapkan, bunyi ledakan terdengar keras hingga radius sekitar 1 kilometer, bahkan dari jarak 50 meter terasa tanah bergetar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved