Sebanyak 10 orang staff dari berbagai dinas (unit kerja) di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dikirim ke Rotterdam, Belanda untuk mengikuti Dutch Training and Exposure programme (DUTEP) tahap kedua. Mereka akan belajar praktek pengelolaan air perkotaan selama 10 pekan.
Program DUTEP tahap kedua ini diluncurkan secara resmi di Balai Kota Jakarta, Jumat (23/02) bersamaan dengan workshop persiapan keberangkatan para peserta.
“Program ini diharapkan bisa memberikan nilai tambah kepada para peserta mengenai bagaimana insinyur, praktisi, administrator dan pembuat kebijakan di Belanda menghadapi tantangan terkait tata kelola kota delta dan masalah perkotaan lainnya,” kata Deputi Gubernur Perindustrian, Perdagangan dan Transportasi DKI Jakarta, Soetanto Soehodho.
Menurutnya, kerjasama antara Jakarta dan Rotterdam ini sangat penting dalam menghadapi tantangan pengelolaan air dan laut serta mitigasi banjir di Jakarta.
“Belanda memang menjadi salah satu negara dengan pengelolaan air dan laut yang cukup bagus. Praktik pengelolaan air dan laut tersebut bisa menjadi studi kasus yang baik bagi DKI Jakarta,” ujar dia.
Pada kesempatan yang sama, Penasehat Kebijakan Senior dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Melcher Klink menyatakan program DUTEP tersebut didukung oleh Kedutaan Besar Kerajaan Belanda dan dikelola oleh sebuah konsorsium yang terdiri dari perwakilan kota Jakarta dan Rotterdam, Waterboard Delfland, Universitas Ilmu Pengetahuan Terapan Rotterdam, Van Oord dan Nuffic Neso Indonesia.
“Program ini memberi peserta kesempatan untuk belajar dari pendekatan dan pengembangan terkini dalam integrasi pengelolaan air perkotaan di Belanda. Oleh sebab itu, keberhasilan program ini merupakan hasil kerja sama yang saling menguntungkan antara dua kota Delta, Rotterdam dan Jakarta,” imbuhnya.
Dipaparkan, selama acara workshop persiapan keberangkatan, hasil penelitian alumni dan topik penelitian peserta baru dipresentasikan. Temanya terkait tantangan di Jakarta, seperti banjir dan tata kelola air. Belanda adalah negara yang tepat untuk mempelajari itu semua. Karena Belanda memiliki kekuatan khusus dalam pengelolaan air baik di tingkat profesional maupun dalam pendidikan.
“Jadi para peneliti bisa mempresentasikan, bagaimana cara mengendalikan banjir. Karena pasa saat bersamaan sedang dilakukan mengembangkan waduk dan polder untuk rekreasi. Selain itu, para peneliti juga bisa mempresentasikan mengenai perencanaan perkotaan yang berorientasi pada air, pengendalian air baku dan air bersih dan pengerukan,” ucapnya.
Dijelaskan, hubungan antara Indonesia dan Belanda di bidang ini sangat luas, mencakup berbagai tema. Di antaranya sanitasi, pembangunan irigasi pesisir, program pendidikan dan pengembangan kapasitas. Program pelatihan dan praktek kerja di Belanda adalah contoh bagus dari kerjasama yang luas dan terpadu ini.
“DUTEP dimulai pada bulan September 2014 dan sejak itu total 34 peserta dari DKI Jakarta datang ke Belanda untuk magang dan proyek penelitian. Untuk tahap kedua ini, program tersebut akan berjalan selama tiga tahun (2017-2019) dan setiap tahun akan ada 10 peserta yang akan mengikuti training di Belanda,” bebernya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved