Pembongkaran pabrik ekstasi di Tangerang beberapa pekan lalu ternyata membawa dampak bagi para Bandar dan pengedar. Akibat kesulitan menagih uang setoran, tujuh orang tukang las menjadi korban pembantaian sehingga harus dirawat di Rumah Sakit Islam, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Peristiwa pembantaian terhadap tukang las itu terjadi di depan kediaman Ie Kian Tjouan (40 tahun) di Taman Intercon, Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Jum’at (03/05) sekitar pukul 01.00 malam hari.
Menurut keterangan Kapri, saksi korban yang ditemui di rumah sakit, rombongan mereka ditugaskan oleh Wahyu untuk mengelas pintu pagar milik Ie Kian Tjouan. Ketika sedang mengelas, mereka diserang oleh serombongan orang dengan warga kulit hitam yang menumpangi tiga buah truk dan membawa golok dan clurit. “Kami kaget, tetapi tidak bisa melakukan perlawanan,” ungkap Kapri yang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
Siapa Ie Kian Tjouan, si pemilik rumah? Menurut keterangan yang diperoleh ditempat kejadian, peristiwa pengelasan pintu rumah milik Ie Kian Tjouan berawal dari peristiwa ketika Ie Kian disebut-sebut memerintahkan Frangki Kakialatu (FK), seorang perwira TNI AL untuk menagih uang setoran hasil penjualan narkoba kepada pengedar Denny yang sudah tiga bulan tidak menyetor hasil penjualannya serta menghilang begitu saja.
Menurut keterangan yang diperoleh dari sumber politikindonesia.com di kepolisian, peristiwa malam naas yang menimpa tujuh orang tukang las ini, berawal dari sebuah kejadian seminggu yang lalu.
Ketika itu, FK yang mendapat tugas dari Ie Kian Tjouan untuk menagih, menghubungi Denny melalui saluran telpon. Melalui saluran telpon ini terjadi peristiwa ancam mengancam antara Denny dan FK. Karena Denny tidak kenal dengan FK, Denny menjawab ancaman itu dengan ringan-ringan saja.
Ternyata peristiwa saling mengancam melalui telpon tersebut, terus berbuntut. FK menugaskan Basri dan Syam untuk mencari Denny. Pada Senin malam (29/04) Basri cs mencari Denny di Hotel Mulia, tetapi Denny tidak dijumpai. Lantas pencarian dilanjutkan ke Hotel Borobudur.
Ketika mencari Denny di Hotel Borobudur, Basri cs hanya menjumpai rekan-rekan Denny, antara lain Frangki Timor, Max, Robert, Teddy, dan Kus yang sedang makan malam di Bogor Café, tidak berjumpa Denny. Lantas Basri dan anak buahnya marah-marah kepada Frangki Timor agar segera menunjukkan dimana Denny yang belum menyetor dana sekitar Rp 5 miliar kepada Ie Kian Tjouan.
Karena merasa tidak ada urusan, baik dengan Denny maupun Basri, maka Frangki Timor, Teddy dan Max tidak bisa menerima perlakuan Basri cs . Buntutnya terjadi perang mulut, namun tidak sampai terjadi keributan.
Karena merasa penasaran, Frangki Timor dan Teddy menyelidiki urusan apa yang sebenarnya terjadi antara Denny dan Ie Kian Tjouan. Mengapa Denny sampai dicari-cari FK dan Basri cs? Teddy pun berupaya menghubungi Denny.
Menurut keterangan Denny kepada Teddy, sebenarnya uang setoran Denny kepada Ie Kian tidak sebesar itu. “ Ah itu kan setoran uang obat yang gua ambil tiga bulan yang lalu. Tapi tidak sebesar itu.,” ungkap Frangki Timor menirukan Denny. Obat apa? Menurut sumber politikindonesia.com di Kepolisian Jakarta Utara, Denny adalah salah satu bandar narkoba yang sudah pernah tertangkap dan mendekam di sel kepolisian.
Nah, karena Denny merasa kesal dicari-cari oleh bossnya dengan menyuruh orang yang tidak dia kenal, Denny lantas memerintahkan Wahyu untuk mengelas pintu pagar rumah milik bossnya, Ie Kian Tjouan di Taman Intercon pada Jum’at (03/05) Pukul 01.00 malam hari.
Ketika para tukang tengah mengelas pagar, datanglah kelompok Basri yang diperintahkan oleh FK dengan kekuatan tiga metro mini penuh dengan lelaki berkulit hitam untuk menghajar para tukang las itu.
Pengeroyokan dan penganiayaan itu berlangsung mengerikan. Tercatat 4 korban dalam keadaan koma, 3 korban luka parah dan kini masih dirawat di Rumah Sakit Islam Kebun Jeruk. Kasus yang merupakan imbas perang antara bandar dan pengedar narkoba ini tengah ditangani Polsek Kembangan Jakarta Barat.
© Copyright 2024, All Rights Reserved