Departemen Keuangan (Depkeu) membeberkan aset bersih negara dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) per 31 Desember 2006 minus Rp64,45 triliun. Ini meningkat tajam dibandingkan 31 Desember 2005 yang masih minus Rp168,92 triliun. Berdasarkan data ini pemerintah tak khawatir karena banyak aset milik negara yang belum tercatat dan masih menggunakan nilai lama.
Dalam LKPP per 31 Desember 2006 yang belum diaudit ({unaudited}), aset negara tercatat Rp1.253,71 triliun, sedangkan kewajiban pemerintah mencapai Rp1.318,16 triliun. Jadi aset bersih negara masih minus Rp64,45 triliun.
LKPP 2006 bagaimanapun lebih baik dibandingkan tahun 2005. Ini karena dalam LKKP 2005 tercatat aset bersih negara hanya Rp1,173,13 triliun sedangkan kewajibannya mencapai Rp1.342,05 triliun. Jadi aset bersih negara pada tahun 2005 minus Rp168,92 triliun. Melihat perkembangan ini pemerintah yakin kekayaan bersih negara di tahun 2007 akan positif.
Adapun rincian LKKP 2006 tersebut adalah aset lancar sebesar Rp116,29 triliun, aset investasi Rp716,02 triliun, aset tetap Rp335,23 triliun, dan aset lain-lain Rp86,16 triliun. Sedangkan kewajiban lancar Rp96,24 triliun dan kewajiban jangka panjang Rp1.221,92 triliun.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Hekinus Manao, Jakarta, Selasa (3/4). ”Peningkatan aset tersebut antara lain berasal dari masuknya aset pemerintah pada tujuh perguruan tinggi, Otorita Asahan, BP Taman Mini Indonesia, Pengelola Manggala Wanabhakti, dan Dana Abadi Umat,” ungkap Hekinus.
Nilai bersih kekayaan negara di beberapa instansi, antara lain UI sebesar Rp723,23 miliar, UGM Rp3.449,7 miliar, ITB Rp3.443,5 miliar, IPB Rp660,3 miliar, USU Rp1.810 miliar, Unair Rp485,87 miliar, UPI Rp320 miliar. Sementara nilai kekayaan negara di Taman Mini sebesar Rp31,28 miliar, Manggala Wanabhakti Rp22,3 miliar, Gelora Bung Karno Rp13,66 triliun, dan Jakarta International Expo Kemayoran Rp1,93 triliun.
© Copyright 2024, All Rights Reserved