Sekitar 6.000 sopir taksi Express telah diberhentikan sejak satu tahun lalu. Pemberhentian itu berkaitan dengan menjamurnya angkutan berbasis aplikasi online.
"Express sudah 3.000-an kendaraan tidak beroperasi sejak satu tahun lalu. (Itu) 6.000 sopir berarti kalau mobilnya nangkring di pul," kata Direktur Taksi Express Shafruhan Sinungan, di Jakarta, Senin (14/03).
Menurut Shafruhan, para sopir tak bisa memenuhi target pendapatan per hari. "Ya rugi dong (kalau tidak memenuhi target). Biaya operasional gede, sementara pemasukan sedikit. Mending tinggalin saja itu mobil. Kan jadi nganggur," ujar Shafruhan.
Shafruhan yang juga menjadi Ketua DPP Organda DKI Jakarta itu menjelaskanm, pemberhentian tersebut lantaran persaingan tak sehat yang dilakukan oleh angkutan berbasis aplikasi seperti Uber dan Grab Car.
"Dampak dari persaingan enggak sehat. Kenapa? Karena (angkutan berbasis aplikasi) enggak punya nilai investasi, enggak punya pul apa-apa," pungkas Shafruhan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved