Tujuh orang alumni aksi 212 mendeklarasikan berdirinya partai politik (parpol) bernama Partai Syariah. Partai tersebut dibentuk dengan tujuan untuk membangun parlemen yang bersih dan bernuansa Islam.
"Kami harus membangun parlemen. Kami harus mempermainkan parlemen melalui partai Islam," kata Maruf Halimuddin, salah satu penggagas Partai Syariah di Gedung Juang 45, Jakarta, Senin (17/07).
Menurut Maruf, partai ini digagas oleh tujuh orang alumni 212. Ketua penggagasnya adalah Siti Asmah Ratu Agung. Sejak dibentuk sebulan yang lalu, Partai Syariah menggunakan iuran peserta aksi 212 untuk membiayai operasional partai.
"Partai ke depan saya harap menumbuhkan rasa kemandiriannya. Kami mengajak semua elemen, semua anggota untuk berkontribusi," kata Maruf.
Maruf menjelaskan, Partai Syariah belum memiliki anggota resmi. Sejak dibentuk, penggagas partai bergerilya melalui media sosial untuk menyaring anggota. "Kami mencoba membangun lewat WA di 34 provinsi. Sudah ada sekitar 400 lebih grup. Kalau ditanya berapa anggotanya sekarang, masih nol," kata Maruf.
Meski begitu, beberapa partisipan Partai Syariah sudah membentuk posko di daerahnya. Di antaranya adalah Sulawesi dan Aceh. Posko ini nantinya bakal digunakan untuk sekretariat.
Maruf mengatakan, syarat utama untuk menjadi anggota Partai Syariah adalah beragama Islam. "Karena pure di sini 1000 persen partai muslim," ujar Maruf.
Sedangkan siapa ketua umum partai, nantinya akan dipilih oleh ulama Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF MUI).
Maruf menjelaskan, setiap daerah dipersilakan mengirim nama-nama kader sebagai calon ketua. Selanjutnya nama itu seluruhnya dikirim ke ulama yang bakal memilih ketua umum. "Kami sodorkan kepada yang lebih menguasai keislaman, syariatnya, mereka yang akan memilih," kata Maruf.
Maruf mengatakan, tidak ada batasan berapa jumlah kader yang dicalonkan sebagai ketua umum. Berdirinya Partai Syariah ini diharapkan bisa menginspirasi alumni 212 lain untuk membentuk partai serupa. Tujuannya agar lebih banyak lagi Umat Islam yang bisa menguasai parlemen dan pemerintahan.
"Semoga dilanjutkan 2018 atau diujung 2017 akan ada partai-partai lainnya. Saya berharap lima-enam partai Islam lagi yang sama," kata Maruf.
Menurut Maruf, adanya organisasi kemasyarakatan (ormas) selama ini tidak cukup untuk menggaungkan kekuatan Islam. Terlebih ada banyak organisasi masyarakat Islam yang ditutup pemerintah.
"Kami dari Partai Syariah ini mengajak mereka berpikir jangan bermain di ormas saja saja. Hari ini kita harus mengasuh partai politik untuk merebut kemenangan di parlemen," kata Maruf.
© Copyright 2024, All Rights Reserved