Aliansi internasional yang dibentuk untuk membantu pasukan Irak menyerang Kota Tikrit yang dikuasai ISIS terancam akan bubar. Sebab sejumlah pimpinan pasukan mengancam akan mundur apabila koalisi tersebut masih menyertakan Amerika Serikat dan membiarkan senjata tanpa awak AS melakukan serangan udara di atas udara Irak.
Pasukan yang paling keras menentang adalah milisi Syiah. Menurut mereka perjuangan bersama AS dalam pertarungan melawan ISIS adalah sebuah kesalahan.
"Kami tidak percaya koalisi pimpinan Amerika dalam memerangi ISIS," kata juru bicara Asaib Ahl al-Haq, Naeem al-Uboudi.
Asaib Ahl al-Haq adalah satu dari tiga kelompok yang mengatakan, mereka akan menarik diri dari garis depan serangan di sekitar Tikrit. "Di masa lalu mereka telah menargetkan pasukan keamanan kami dan menjatuhkan bom atasnya dengan mengatakan itu adalah ketidaksengajaan karena mereka sedang menargetkan ISIS," kata Naeem al-Uboudi.
Selain itu, salah satu pemimpin dari kelompok Sadr, Hakim al-Zamily, mengatakan, kelompoknya telah memperingatkan akan menarik diri dari pertarungan di Tikrit jika AS tetap terlibat dalam serangan.
"Kami tidak percaya Amerika. Mereka telah menargetkan pasukan kami berkali-kali dalam apa yang disebut ketidaksengajaan," kata Sadr.
Pimpinan Sadr, yang pasukannya telah terlibat dalam pertempuran sengit melawan AS selama perang Irak itu, mengatakan, kelompoknya telah menarik diri dari koalisi.
"Partisipasi bersama yang disebut aliansi internasional ini sesungguhnya dibentuk untuk melindungi ISIS di satu sisi dan merampas keuntungan dari Irak di sisi lain," ujar Sadr.
Sebelumnya, Pemerintah AS telah memulai serangan udara di Tikrit, mendukung serangan darat Irak dalam upaya merebut kembali Kota Tikrit dari milisi Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pemboman yang dilakukan atas permintaan Irak tersebut menandai ekspansi yang signifikan dari peran militer AS di Irak.
© Copyright 2024, All Rights Reserved