Lima orang nelayan asal Lampu Satu, Merauke, Papua, diduga terdampar di Kampung Jongger, Distrik Morohea, Papua Nugini (PNG). Laporan itu disampaikan oleh Distrik Morehea Western Province, PNG kepada Kepala Badan Perbatasan Merauke Albertus Muyak, di Jayapura, Sabtu (08/03).
"Isinya memberitahukan kelima nelayan asal Merauke saat ini berada di kampung Jongger, Western Province," kata Albertus Muyak.
Menurut Albertus, saat ini pihaknya masih melakukan koordinasi dengan Badan Perbatasan Provinsi Papua, Konsul RI di Vanimo dan Konsul PNG di Jayapura, guna memastikan keberadaan kelima para nelayan.
"Kami belum dapat memastikan, apakah kelima warga Indonesia yang diinformasikan itu benar nelayan yang hilang saat disuruh berenang kembali ke wilayah Indonesia atau bukan," kata Albertus.
Kampung Jongger, Distrik Morohea, Provinsi Western, PNG itu letaknya jauh dari tempat para nelayan asal Merauke yang kepergok tentara Papua Nugini (PNG) tanggal 6 Februari lalu.
Sementara, Komandan Lantamal XI Merauke Brigjen TNI (Marinir) Buyung Lalana mengaku belum tahu secara pasti laporan tersebut. Namun bila memang betul maka pihaknya siap membantu evakuasi mereka.Kelima nelayan yang dinyatakan hilang tersebut.
Mereka yang dilaporkan hilang itu adalah Alexander Coa, Fernando Coa, Roby Rahail, Joni Kaize dan Zulfikar Saleh. Kelima nelayan asal Lampu Satu, Merauke, bersama lima rekan lainnya yang selamat pada tanggal 6 Februari lalu tertangkap tentara PNG (PNG DF) saat hendak memasuki wilayah PNG, guna membeli hasil laut dari warga PNG. Lima nelayan lainnya yang selamat yakni Anton Kanez Basik-Basik, Yakobus G.Mahuse, Silvester Ku basik-Basik, Marselinus Maya Gebse dan Andreas Mahuse.
Para nelayan itu saat tertangkap disuruh kembali ke perairan Indonesia dengan berenang. Sedangkan perahu motor milik mereka dibakar dan berbagai barang di dalamnya seperti uang sekitar Rp750 juta tidak diketahui lagi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved