Masyarakat diperingatkan, pada tahun 2011 mendatang, potensi bahaya bencana yang diakibatkan oleh cuaca atau hidrometeorologi, masih tetap tinggi. Kemungkinan bencana hidrometeorologi meningkat, terutama pada kurun Januari hingga Maret 2011.
Peringatan itu dikemukakan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam acara "Catatan Akhir Tahun 2010" di Jakarta, Jumat (31/12). “Masyarakat harus mewaspadai kemungkinan meningkatnya bencana karena cuaca tersebut, khususnya dalam bulan Januari hingga Maret 2011, kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Dikatakan Sutopo, bencana hidrometeorologi dapat berupa banjir akibat hujan deras, banjir bandang, dan tanah longsor, serta angin puting beliung.
Sutopo menjelaskan, hal itu disebabkan adanya anomali cuaca. “Berdasarkan perkiraan dari berbagai lembaga meteorologi terkemuka di dunia seperti NOAA, Jamstec, BoM serta Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, curah hujan di Indonesia akan berada diatas normal hingga Maret 2011,” terang dia.
Sutopo juga mengungkapkan indikasi dari menguatnya La Nina, Dipole Mode, dan kenaikan suhu muka air laut di perairan Indonesia. Kenaikan suhu muka air laut tersebut, menyebabkan suplai massa uap air di atmosfir berlimpah sehingga hujan berpotensi terjadi diatas normal.
Sedangkan untuk bencana geologi seperti gempa dan tsunami, BNPB menyatakan belum ada kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa memprediksinya. "Trennya masih bencana hidrometeorologi, sementara gempa dan tsunami belum bisa diprediksi kemungkinan terjadinya di tahun 2011," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved