Walau Pemilu 2009 masih jauh mata, namun sejumlah kalangan sudah siap mengambil ancang-ancang, termasuk mencari teman untuk berkoalisi. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Golkar, misalnya. Mereka menyatakan siap berkoalisi untuk merebut posisi-posisi strategis untuk menjaga stabilitas politik di Tanah Air.
Peluang terbuka untuk adanya koalisi antara dua parpol besar ini disampaikan Ketua Dewan Penasihat DPP Partai Golkar Surya Paloh dan tokoh PDIP Taufiq Kiemas dalam jumpa pers bersama, di Hotel Tiara, Jl Cut Mutia, Medan, Sumatera Utara, Rabu (20/6).
"Kemungkinan itu (koalisi) terbuka lebar. Hal ini tidak ditabukan. Jika memang memberikan manfaat yang besar bagi keduanya mengapa tidak? Tapi kapan dan di mananya itu nanti," kata Paloh.
Pernyataan Paloh tersebut diamini Taufiq Kiemas. Suami mantan Presiden Megawati ini mengatakan kedua pihak memiliki pandangan yang sama. "Usaha masak dilarang," ungkap Taufiq.
Jumpa pers tersebut digelar setelah Paloh dan Kiemas melakukan pertemuan. Acara ini dihadiri oleh ribuan kader kedua parpol. Dari kubu PDIP hadir pula Sekjen PDIP Pramono Anung, Ketua DPP PDIP Tjahyo Kumolo, dan politisi senior PDIP Sabam Sirait. Sedangkan dari Partai Golkar hadir antara lain Syamsul Muarif dan Sekjen DPP Partai Golkar Sumarsono.
Dalam kesempatan tersebut, Paloh menegaskan pentingnya menjaga stabilitas politik. Ia menunjuk contoh UMNO di Malaysia, LDP di Jepang dan Partai Kongres di India yang mampu dan bahkan sukses menjaga dan menjamin stabilitas politik di negara masing-masing. Partai Golkar dan PDIP, menurut dia, juga harus mampu berperan serupa demi kepentingan pembangunan dan masa depan bangsa dan negara.
Ia mengakui, Indonesia merupakan negara multi partai, namun demikian konsep multi partai itu sendiri terbukti telah membuat bangsa ini jatuh bangun. Surya Paloh mencatat sudah 18 kali pemerintahan jatuh-bangun dengan konsep multi partai. "Bahkan itu pula kiranya yang menjadi alasan kenapa Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli," katanya.
Selain itu, ia juga mengaku sangat menyayangkan sikap sebagian orang yang beranggapan bahwa demokrasi merupakan sebuah tujuan, padahal menurut dia demokrasi hanya alat untuk mencapai tujuan hidup berbangsa dan bernegara.
Ia juga mengaku sepandapat bahwa silaturahmi antara Partai Golkar dan PDIP merupakan pertemuan bersejarah yang akan menjadi catatan tersendiri bagi bangsa dan negara ini bahkan hingga beberapa generasi mendatang.
Kebersamaan antara Partai Golkar dan PDIP tersebut telah memancing tanda tanya besar diluaran dengan anggapan bahwa silaturahmi itu hanya demi kepentingan Pemilu 2009.
Anggapan sedemikian rupa, menurut dia harus segera dijawab. Partai Golkar dan PDIP juga harus mampu melalui pemilu dengan kemenangan besar. "Ini menyangkut kepentingan strategi jangka panjang, satu, dua dan bahkan hingga tiga generasi ke depan," ujarnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved