Cina mengirim satu armada kapal nelayan terbanyaknya ke kepulauan yang disengketakan di Laut Cina Selatan. Langkah ini dilakukan pada saat ketegangan menyangkut klaim Beijing atas wilayah perairan itu meningkat.
Satu armada termasuk 30 kapal penangkap ikan bertolak ke Kepulauan Spratly, Senin (06/05) kemarin. Kepulauan Spratly merupakan satu wilayah kepulauan yang disengketakan antara Beijing dan negara-negara lain termasuk Vietnam dan Filipina.
Surat kabar Cina Daily, Selasa (07/05) memberitakan, armada itu meninggalkan Provinsi Hainan Cina selatan untuk kunjungan 40 hari ke wilayah itu. Termasuk dua kapal transpor besar dan pasokan.
Kapal-kapal nelayan Cina secara reguler datang ke Spratly, bagian-bagian dari kepulauan itu juga diklaim oleh Taiwan dan Brunei Darussalam tapi armada yang dikirim Senin itu adalah yang terbesar yang pernah dikirim dari provinsi itu sejak dibentuk tahun lalu.
Seorang pejabat Departemen Kelautan dan Perikanan Cina menegaskan negaranya akan melakukan segala usaha untuk menjamin keselamatan armada itu. Cina dan negara-negara tetangganya sejak lama menggunakan kapal-kapal nelayan dan patroli-patroli militer untuk memperkuat klaim wilayahnya, dan meremajakan kekuatan angkatan lautnya dalam tahun-tahun belakangan ini saat ketegangan menyangkut klaim-klaim di Laut Cina Selatan meningkat.
Selama ini, Filipina dan Vietnam mengeluhkan Cina semakin agresif dalam tindakan-tindakannya di daerah itu--seperti mengganggu para nelayan -- juga melalui gertakan-gertakan diplomatik. Perairan di sekitar Spratly kaya sumber-sumber ikan dan juga diduga memiliki cadangan minyak dan gas yang besar.
© Copyright 2024, All Rights Reserved