Riset Akamai Technologies menyebutkan bahwa Indonesia menempati peringkat pertama negara yang menyumbang serangan siber terbesar di dunia pada kuartal kedua 2013. Namun Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring membantah hal tersebut.
Menurut laporan "State of the Internet" yang dirilis Akamai, Indonesia menyumbang 38% lalu lintas internet yang berhubungan dengan peretasan server pada kuartal kedua 2013. Angka tersebut naik dari 21% pada kuartal pertama 2013.
Tifatul meragukan keabsahan data Akamai tersebut, karena belum tentu pelaku kejahatan siber itu berasal dari Indonesia.
"Bisa jadi mereka berada di luar negeri, tapi memakai IP address dari Indonesia," kata Tifatul di sela acara Internet Governance Forum (IGF) 2013 di Nusa Dua Bali, Senin (21/10).
Lagi pula, kata Tifatul, jika di rata-rata per tahunnya, serangan siber dari Cina masih lebih besar dari Indonesia. Data ini secara tak langsung mencoreng citra Indonesia dan membuat investor khawatir untuk berinvestasi di Indonesia lantaran kurangnya keamanan siber.
Sebelumnya, menurut data Akamai, Indonesia telah menyingkirkan Cina yang sebelumnya dikenal sebagai negara yang paling sering melakukan serangan siber. Kini Cina berada di peringkat kedua, yang menyumbang 33% dari lalu lintas aksi peretasan global.
Sementara, Amerika Serikat turun menjadi 6,9% dan tetap berada di peringkat ketiga. Dalam penelitian ini, Akamai mengamati lalu lintas serangan siber di 175 negara berdasarkan alamat internet protokol (IP address).
Data Kemenkominfo mencatat, kasus serangan siber di Indonesia telah mencapai 36,6 juta insiden dalam 3 tahun terakhir. Kemenkominfo berkomitmen untuk meningkatkan keamanan siber nasional.
© Copyright 2024, All Rights Reserved