Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono mengkhawatirkan adanya tindakan sadap menyadap untuk kepentingan politik ke depan. Pernyataan ini menyusul statement Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono baru-baru ini menanggapi dugaan dirinya telah disadap.
"Yang pasti dugaan penyadapan yang dilakukan oleh bukan institusi pemerintah yang berwenang yang dijamin oleh hukum, adalah sebuah tindakan kejahatan yang sudah merampok hak privasi seseorang," kata Arief, Kamis (02/02).
Arief meminta agar aparat berwenang seperti kepolisian atau bahkan badan intelijen untuk tidak tinggal diam. Apalagi Indonesia saat ini akan menghadapi momen-momen politik penting seperti Pilkada Serentak.
"Tindakan memata-matai yang sangat tidak patut dan terlihat sangat takut kalah. Ngapain sih pake nyadap-nyadap segala kalau cuma mau menang Pilkada," kata Arief.
Sebelumnya, SBY menggelar konferensi pers di kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat, Wisma Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu (01/02).
SBY menanggapi soal namanya yang disebut-sebut dalam sidang kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Saat itu, Ahok menuduh saksi ahli, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Maruf Amin, sempat melakukan pembicaraan lewat telepon dengan SBY sebelum bertemu Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni. Ahok dan tim pengacaranya juga mengklaim memiliki bukti-bukti dan mengancam akan melaporkan Maruf ke polisi serta mempermalukannya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved